Halaman

Minggu, 06 Januari 2013

ya...sudahlah...

Pernikahan merupakan moment yang sangat dinanti-nantikan oleh sepasang kekasih. Walaupun berpacaran, kalau belum nikah seorang kekasih belum bisa menikmati indahnya jalinan asmara yang mereka bina *seperti lirik lagu* . Pernikahan butuh yang namanya cinta, dan banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengungkapkan rasa cinta dalam sebuah pernikahan......
hhhmmm....
kalimat diatas sepertinya sangat gampang dan sangat simple untuk diucapkan... dan sangat indah bila bisa menjalaninya dalam kehidupan (sepertinya.... :D ).
berawal dari "Curhat" seseorang teman yang gagal dalam membina rumah tangga, membuat aku tertarik untuk menulis diblogku, ya cuma sekedar mengambil hikmah dari semua yang aku dengar....
aku memang belum menikah,,bahkan satu kata itu belum terlintas  dan terpikir untuk ku laksanakan dalam waktu dekat,, karena aku masih disibukkan oleh cita-citaku, oleh jalanku yang masih jauh dari kata "sukses" :)
sebenarnya mungkin benar pernikahan yang didasari karena penampilan luar, tanpa memperhatikan iner beuty itu bisa dikatakan kurang baik, sebelum menikah kita harus tau dan setidaknya harus benar2 mengenal dengan baik calon pendamping kita, jangan tertipu dengan penampilan fisik semata,,,seperti yang pernah dikatakan kakak ku yang paling sulung,,, selama berpacaran sifat asli pasangan itu belum keluar sepenuhnya,,namun nanti ketika sudah menikah,baru akan kita tau seperti apa pasangan kita.....
Pacaran itu mungkin dapat dikatakan masa penjajakan atau pendekatan untuk mereka para laki2 mendapatkan apa yang mereka mau, apapun dilakukan demi sang pujaan hati,,,namun terkadang setelah menikah perlahan tapi pasti perubahan sifat pasangan itu pasti ada,,yang dulunya waktu pacaran so sweet sekaleeeee,,perhatiannya bikin klepek2,bahkan sangking sayangnya kalo bisa kulit pacarnya jangan tergores sedikitpun (lagi pacaran), waktu sudah menikah dan punya anak 1 lah, kalo ceroboh dikit atau jatuhlah minimal yang ada malah diomeli (hahahaha...kata beberapa orang2 yang sudah menikah seperti itu, termasuk cerita kakak ku) . itu karena setelah menikah rasa cinta, rasa sayang seseorang terhadap pasangan itu tidak lagi menggebu-gebu seperti lagi pacaran (mungkin karena merasa sudah merasa memiliki seutuhnya kali ya :: ), melainkan lebih kepada rasa tanggung jawab terhadap istri dan anaknya kelak (mulai lah itu pusing,mikiri dapet duit darimana hahahaha).....
dari cerita teman ku itu,, dia merasa menyesal karena menemukan pasangan yang salah (katanya,,,,,,), tertipu dengan penampilan fisiknya,tertipu dengan kecantikannya, dan begitu mereka menikah baru deehh itu sifat asli pada keluar,,yang membuat pernikahan mereka hanya bertahan tidak sampai 2 tahun...(hhhhmmmmm.....ngenes). huuffftt...jdi mikir2 ini...semoga aku beruntung dengan pilihan ku, ga salah pilih orang lagi,,karena aku pun pernah gagal (?#gubrak), karena seperti bisa ku rasakan jika yang ada bersama ku saat ini memang orang yang baik (˘▿˘ʃƪ ) (cciiee...cciiiee,,malah curhat..).

padahal dari jaman dulu sudah terbukti kalo kecantikan fisik itu tidak bertahan lama, sedikit demi sedikit namun pasti kecantikan, ketampanan itu akan memudar dengan berjalannya waktu, beda halnya dengan iner beauty, itu tidak akan pernah terkikis walau sampai kulit ini berubah menjadi keriput sekalipun.....
kalo sudah seperti ini,,tentu anak yang jadi korban saat mereka memilih untuk berpisah,, dan semua kata2 sayang,cinta dan sebaginya itu langsung berubah jadi cacian dan kata2 yang tidak pantas lagi......
saling menyalahkan, menyesal, marah, kecewa dan entah apalagi.......
ini jelas-jelas sangat bertentangan dengan tujuan dari pernikahan itu sendiri seperti dijelaskan dalam al_quran.

Sakralnya tujuan yang terkandung dalam pernikahan menunjukkan bahwa pernikahan bukanlah sekadar uji coba yang jika tidak mampu melanjutkannya dapat diberhentikan dengan seketika yang seolah-olah perceraian adalah sesuatu yang lumrah. Banyaknya terdapat persefsi yang seperti ini menunjukkan bahwa masyarakat masih memandang bahwa pernikahan hanya merupakan persoalan biologis semata.

Berdasarkan tujuan inilah maka menghadapi pernikahan harus dilakukan dengan kematangan baik kematangan dari segi material terlebih lagi dari segi moral. Dengan kata lain mendapatkan kedewasaan sebelum menikah lebih baik daripada mendapatkannya sesudah menikah.


dan kalo boleh mengutip sebuah kalimat dari  Joseph Campbell  yang berbunyi "Pernikahan bukanlah kisah cinta sederhana, itu adalah cobaan dan cobaan itu adalah pengorbanan ego untuk suatu hubungan dimana dua telah menjadi salah satu."


hidup itu seperti sebuah buku,,, walau seburuk apapun yang telah kita tuliskan pada halaman sebelumnya,semua tidak dapat diulang kembali, namun tuhan masih menyediakan lembar selanjutnya yang bersih untuk kita menuliskan hal yang lebih baik lagi.. :)
jadi seburuk apapun kegagalan,,ketika tidak perlu menyesalinya,, karena masih ada hari esok untuk kita memperbaiki kesalahan kita, dan menemukan yang lebih baik....... :)

1 komentar:

  1. jenenge wong mbojo beda ro pacaran kok, ben ngerti bedane, geng ndang nyang KUA :D

    BalasHapus